Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Dengan Turbin Ventilator
DOI:
https://doi.org/10.55606/jtmei.v1i3.1010Keywords:
kolektor sekunder, turbin ventilator, kadar air, efisiensi, waktuAbstract
Pada penelitian terdahulu, alat pengering yang dianalisis adalah pengering surya dengan kolektor sekunder, rak bertingkat dan exhaust fan. Penelitian tersebut berhasil mengatasi fenomena lambatnya proses pengeringan akibat terperangkapnya uap air yang keluar dari sampel (tumpukan gabah) pada rak pengering bawah pada rak pengering tengah dan atas. Selain itu temperatur udara dalam kabin pengering sudah tidak melebihi 70oC sehingga kualitas produk (gabah) yang dikeringkan terjamin. Kekurangan pada alat pengering tersebut adalah exhaust fan yang digunakan membutuhkan supply energi listrik sehingga efisiensi pengering masih rendah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi dengan mengganti exhaust fan dengan turbin ventilator.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih karena telah memiliki peralatan penunjang yang sudah memadai. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yakni membuat sebuah pengering surya tipe rak bertingkat (3 tingkat) dengan kolektor sekunder dan turbin ventilator. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristiknya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan turbin ventilator merupakan solusi untuk mengatasi penggunaan energi listrik pada solar dryer. Proses pengeringan pada rak pengering 2 (tengah) dan 3 (atas) tetap berlangsung dengan cepat karena turbin ventilator bisa bekerja seperti exhaust fan. Laju aliran massa udara keluar dari pengering juga baik sehingga temperatur dalam kabin pengering tetap terjaga (tidak melebihi 70oC). Waktu pengeringan gabah dari kadar air awal 24,8% menjadi kadar air akhir 14% adalah 5 jam (rak 1); 6 jam (rak 2) dan 6 jam (rak 3). Efisiensi pengeringan maksimum yang diperoleh adalah 27,35% (rak 1); 24,05% (rak 2); 22,95% (rak 3); 24,78% (rata-rata).
Downloads
References
Allo R., Pongsapan A.S. Optimasi alat pengering berbasis tenaga matahari dengan penambahan kolektor sekunder. In: prosiding seminar hasil penelitian dan pengembangan ipteks dan seni LPPM Uncen Jayapura. 2019. p. 232-238
Allo R., Tambing E., Pongsapan A.S. Karakterisik pengering surya (solar dryer) dengan kolektor sekunder dan rak bertingkat. Jurnal Cartenz 2020; 12(5):1-7
Allo R., Tambing E., Pongsapan A.S. Karakterisik pengering surya (solar dryer) rak bertingkat dengan kolektor sekunder dan exhaust fan. In: prosiding seminar hasil penelitian dan pengembangan ipteks dan sains LPPM Uncen Jayapura. 2022. p. 173-182
Chinenye N. M. Effect of drying temperature and drying air velocity on the drying rate and drying constant of cocoa bean. The CIGR Ejourna, Manuscript 1091. Vol. XI., Abia State, Nigeria. 2009.
Exell, R. H. B. Basic Design Theory for a Simple Solar Rice Dryer, RERIC Journal: Vol. 1, No. 2, AIT, Bangkok, Thailand. 1980. p. 1-13
Suanggana D., Himran S., Jalaluddin. Waktu pengeringan antara 2 alat pengering gabah dengan dan tanpa menggunakan kolektor sekunder. Tesis S2. Universitas Hasanuddin; 2014.
Himran S. Study on paddy drying using husk stove as a heater drying. KE-025. In: prosiding SNTTM & Themofluid UGM Yogyakarta. 2012.
Rantepulung S., Himran S. Analisis efisiensi pengering gabah dengan tenaga surya. Tesis S2. Universitas Hasanuddin Makassar; 2012.
Rusman A. R. Kaji eksperimental dan teoritik penentuan karakteristik pengeringan produk pertanian. Tesis S2. Institut Teknologi Bandung; 2000.