Perlindungan Hukum Kepada Konsumen Terhadap Produk Skincare Tanpa Izin Edar Yang Dijual Secara Online
DOI:
https://doi.org/10.55606/jhpis.v2i2.1622Keywords:
Consumer protection, skincare, marketing authorizationAbstract
This research was conducted with the aim of knowing legal protection for consumers for skincare products without a marketing authorization that are sold online. This study uses normative juridical research methods, namely using data collection techniques through library research or using secondary data. Among them are official documents, books, research results, in the form of reports. In this study, it was concluded that consumers who have experienced losses as a result of skincare products without marketing authorization can take legal action through the courts or outside the courts. However, this legal protection is still underutilized by consumers in the event of a problem, so that the UUPK becomes less effective, because compensation is given within seven days after the transaction. If this provision is maintained, it will be difficult for consumers who experience losses to obtain protection. This is because the negative effects of using skincare can occur after seven days.
References
Buku Literatur
Hartono, S. (1991). Kapita Sengketa Perbandingan Hukum, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti.
Kristiyanti, C. T. S. (2011). Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika.
Marzuki, P. M. (2016). Penelitian Hukum, Edisi Revisi Cetakan ke-12. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Purwati, A. (2020). Metode Penelitian Hukum Teori dan Praktik. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing
Sadar, M. & Mawadi. (2012). Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Jakarta: Akademia Permata.
Sidabolok, J. (2006). Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia. Cetakan I. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Tranggono, R. I & Latifah, F. (2007). Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Media Pusindo.
Zulham. (2013). Hukum Perlidungan Konsumen. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Skripsi
Akbar, A. Q. H. (2020). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Kosmetik Yang Berbahaya (Studi Kasus di BPOM Mataram). Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram.
Jurnal
Dai, F. R. F., Kasim, R., & Martam, N. K. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Peredaran Kosmetik Ilegal. In SemanTECH (Seminar Nasional Teknologi, Sains dan Humaniora). 1(1). 316-311.
Dera, R. A. (2019). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen terhadap Peredaran Produk Kosmetik Berbahaya. Lex Privatum, 7(1).
Kumalasari, S. I. (2022). Implementasi UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: Relasi Produk Perawatan Kecantikan di Kota Parepare (Doctoral dissertation, IAIN parepare).
Putri, N. M. S. A., Sarjana, I. M., & Priyanto, I. M. D. (2017). Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa Konsumen Oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Di Kota Denpasar. Jurnal Kertha Semaya Fakultas Hukum Universitas Udayana, URL: https://ojs. unud. ac. id/index. php/kerthasemaya/article/view/26605/16905.
Rahmawaty, A. (2020). Peran Perawatan Kulit (Skincare) Yang Dapat Merawat atau Merusak Skin Barrier, 7(1), 005-010, Berkala Ilmiah Mahasiswa Farmasi Indonesia.
Internet
Johanes G.B., (2022). Gagal Cantik Akibat Salah Pilih Kosmetik. https://www.kompas.id/baca/investigasi/2022/04/07/gagal-cantik-akibat-salah-pilihkosmetik. Diakes pada 10 april 2023.
L’oreal Paris. (2023).10 Cara Mengatasi Kulit Yang Tidak Cocok Dengan Skincare. https://www.loreal-paris.co.id/beauty-magazine/10-cara-mengatasi-kulit-yang-tidakcocok-dengan-skincare. Diakses pada 11 april 2023.
Okadoc. (2021). 5 Tanda Skincare Tidak Cocok dengan Kulitmu. https://www.okadoc.com/id-id/blog/kecantikan/tanda-skincare-tidak-cocok-dengankulitmu/. Diakses 11 april 2023.
