FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAMUJU
DOI:
https://doi.org/10.55606/jrik.v2i1.564Keywords:
Umur, Status Imunisasi, ASI Eksklusif, Lingkugan, Pneumonia.Abstract
Menurut Kementerian Kesehatan, kasus pneumonia pada bayi yang terjadi pada tahun 2018 berjumlah 160.908 jiwa dan dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu pneumonia ringan dan pneumonia berat. Pada kasus Pneumonia ringan Sulawesi Tenggara menduduki peringkat 14 tertinggi dengan jumlah penderita Pneumonia sebanyak 1.088 orang, Jawa Barat (60.941), Jawa Timur (25.951), DKI Jakarta (13.564), NTB (8.238), Banten ( 7.893), Jawa Tengah (5.307), Sumatera Selatan (4.425), Kalimantan Selatan (3.632), Sumatera Barat (3.571) Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru (alveoli). Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, paparan bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru dan efek tidak langsung lainnya. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol yaitu mempelajari hubungan antara faktor penelitian atau pajanan dengan penyakit dengan membandingkan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status pajanan. Hasil analisis bivariat pada SPSS menggunakan chi-square menunjukkan = 0,06 yang berarti ada hubungan antara umur bayi, pemberian ASI eksklusif, status imunisasi dan lingkungan dengan kejadian pneumonia pada bayi di RSUD Kab.Mamuju, sehingga disarankan kepada ibu untuk memberikan Asi Eksklusif pada bayi, pemberian imunisasi dan menjaga kebersihan lingkungan Ada hubungan antara umur dengan kejadian pneumonia pada bayi, ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian pneumonia pada bayi, ada hubungan status imunisasi dengan kejadian pneumonia pada bayi, ada hubungan antara lingkungan dengan kejadian pneumonia pada balita.
Downloads
References
Arafat, muhammad. 2016 Faktor resiko pneumonia pada balita di indonesia. Jurnal kesehatan masyarakat vol.10.
Anwar , Athena.2017. Pneumonia pada anak balita. Jurnal Kesehatan. Yogjakarta
Alimul, aziz. 2015. Ilmu kesehatan anak untuk penidikan kebianan. Jakarta :
salemba medika
Indriasari, devi. 2014. 100% sembuh tanpa dokter. Yogjakarta : galang pers
Effendy. 2004. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. (Ed.2). jakarta :
EGC
Efni,yulia, Dkk. 2016 . Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada bayi.jurnal kesehatan. Di akses pada tanggal 15 januari 2018.
Fry AM, Shay DK, Holman RC. 2005Trends in hospitalization for pneumonia among persons aged 65 yers and older in the United States, 1988-2002. JAMA
Hariyanti. 2011. Hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita. Jakarta : Salemba medika
Hartati S, Nurhaeni N, Gayatri D. 2012. Faktor resiko terjadinya pneumonia pada anak balita.jurnal keperawatan indonesia. Di akses pada tanggal 25 desember 2017
Irianto, koes. Ilmu kesehatan masyarakat. 2014. Yogjakarta : buku beta Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Diakses melalui
http://www.depkes.go.id . 16 januari 2018.
Kementrian Kesehatan RI. 2007-2015. Situasi imunisasi di indonesia. Di akses melalui http://www.depkes.go.id di akses pada tanggal 16 januari 2018
Kaunang, crhristian, Dkk. 2016 Gambaran karakteristik pneumonia pada anak .
Krisiyanisari, weni .2011. ASI,MENYUSUI DAN SADARI. Yogjakarta : Nuha medika
Kuswiyanto. 2014. Virologi untuk analis kesehatan. Jakarta : EGC
Misnadiarly. 2008.penyakit infeksi saluran nafas pneumonia. Jakarta : pustaka.
Obor populer.
Soekidjo, Notoadmojo. 2011. Kesehatan masyarakat ilmu & seni. Yogjakarta : rineka cipta
Purnawan ON, Purniti S, Bagus SI. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia pada anak usia 2 bulan - 5 tahun.Jurnal Ilmu Kesehatan Anak :
Setyo,ilham. 2015. Jurnal keperawatan dan kesehatan masyarakat cendekia utama.
Sunarti. 2012. Prokontra imunisasi.yogjakarta : Hanggar Kreator
Somantri, irman. 2015. Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan. Jakarta : Salemba Medika
WHO. Media Center: Pneumonia . 2016. Di akses pada tanggal 7 pebruari 2018