ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) PADA IKAN DI KECAMATAN TELUK KAIELY KABUPATEN BURU MENGGUNAKAN METODE MERCURY ANALYZER

Authors

  • Aulia Debby Pelu STIKes Maluku Husada
  • Astuti Tuharea Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada
  • Nur Hardianti.Walalayo Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

DOI:

https://doi.org/10.55606/jrik.v2i1.1272

Keywords:

Merkuri (Hg), Mercury Analyzer, Pertambangan Emas, Buru

Abstract

Penambangan yang dilakukan di Indonesia adalah penambangan emas skala kecil, yang sering disebut dengan istilah PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin). Kegitan ini biasanya menggunakan metode amalgasi dengan merkuri (Hg) untuk mendapatkan biji emas. .Merkuri (Hg) merupakan salah satu unsur yang paling beracun dari logam berat yang ada dan apabila terpapar pada konsentrasi yang tinggi maka mengakibatkan kerusakan otak secara permanen dan kerusakan ginjal. Di dalam air, logam merkuri dapat mengalami biotransformasi menjadi senyawa organik metil merkuri atau fenil merkuri akibat proses dekomposisi oleh bakteri. Senyawa organic tersebut diserap oleh jasa renik yang akan masuk dalam rantai makanan. Ini akhirnya tejadi akumulasi dan biomagnifikasi merkuri dalam tubuh biota laut seperti ikan, udang dan kerang yang pada akhirnya masuk kedalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Penelitian ini menggunakan metode Mercury Analyzer yang dilakukan pada sampel ikan yang berbeda pada titik pengambilan yang berbeda pula untuk melihat ada tidaknya pencemaran merkuri di lingkungan pertambangan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Teluk Kaiely Kabupaten Buru. Hasil penelitian ini menujukan bahwa 2 dari 3 sampel dinyatakan terkandung merkuri dengan kadar pada sampel di Kaiely ikan Kerong – Kerong (Terapon jarbua F.) sebesar 0,001 mg/L dan sampel di Kaki Air dengan ikan Pilchard Eropa (Sardina Pilchardus) sebesar 0,0003 mg/L. Sampel di Seith ikan Layang Biru (Decapterus macarellus) sebesar 0,00 mg/L atau tidak terdeteksi merkuri. Hasil ini menunjukan bahwa ikan masih layak dikonsumsi manusia karena dibawah baku mutu batas kandungan merkuri pada ikan yang dikonsumsi manusia yaitu sebesar 0,5 mg/kg

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, 2018. M.Y., Misryadi Akbar Goang, Penyerapan Senyawa Merkuri (Hg) Di Karamba Jaring Apung Oleh Tanaman Azolla Dengan Kepadatan Berbeda, Jurnal Akuakultur Sungai dan Danau, : 3 (1): 35 – 42.

Edward. 2008. Pengamatan Kadar Merkuri di Perairan Teluk Kao (Halmahera) dan Perairan Anggai (Pulau Obi) Maluku Utara, Makara Sains,Volume 12 No.2 97-101.

Irsan.dkk.2020. Bioakumulasi logam berat (Hg) pada Mangrove jenis Rhizophora mucronata di Teluk Kaiely Kabupaten Buru.Jurnal Biologi dan Schence & Education 2020. UNIQBU.

Mirdat, Y. S. Pat’adugan, dan Isrun. 2013. Status Logam Berat Merkuri (Hg) Dalam Tanah pada pengolahan Tambang Emas di Kelurahan Poboya, Kota palu.. jurnal Agrotekbis. Vol. 2, No. 2. Hal: 127-134.

Narasiang,A.A., Lasut, M.T., Kawung, N.J. 2015. Akumulasi Merkuri (Hg) Pada Ikan di Teluk Manado. Jurnal Pesisir dan Laut TropisVolume 1 No.1.

Natsir, N.A., Selanno, D.A.J,. Tupan, Ch.I.,dan Male, Y.T. 2019. Uji Kandungan Logam Berat Pb Dan Hg Pada Air, Sedimen Dan Lamun (Enhalus acoroides) Di Perairan Teluk Kayeli Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Jurnal Biology Science & Education. 8(1), 9-20.

Nurrina, 2018. Aspek Biologi Ikan Kerong-Kerong (Terapon jarbua F.) Hasil tangkapan Cantrang Di Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Prodi Pemanfaatan Sumber daya Perikanan. UB..

Yulis, P. A. Desti, dan Febliza A. 2018. Analisis kadar DO, BOD, dan COD Air Sungai Kuantan terdampak Penambangan Emas Tanpa Izin. Jurnal Bioterdidik Wahana Ekspresi Ilmiah Universitas Lampung e-ISSN : 2521-5594.

Yusuf, Bohari. Pemanfaatan Arang Aktif dari Kulit Durian (Durio Zibethinus L.) sebagai Adsorben Ion Logam Kadmium (II). Jurnal Kimia Mulawarma.

Downloads

Published

2023-02-21

How to Cite

Aulia Debby Pelu, Astuti Tuharea, & Nur Hardianti.Walalayo. (2023). ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) PADA IKAN DI KECAMATAN TELUK KAIELY KABUPATEN BURU MENGGUNAKAN METODE MERCURY ANALYZER. Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan, 2(1), 99–108. https://doi.org/10.55606/jrik.v2i1.1272