Analisis Kandungan Borak pada Makanan di Sekitar UIN Sumatra Utara Kec. Medan Tuntungan

Authors

  • Preti Sinta Harahap Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

DOI:

https://doi.org/10.55606/detector.v2i1.3076

Keywords:

Students, Borax, Knowledge

Abstract

Students are an investment in the nation and the nation's next generation. Their growth and development will be optimal depending on providing nutrition with good and correct quality, quantity. By consuming good food and snacks, it is hoped that you can contribute adequate nutrition. Students are used to eating and snacks whose main menu is meatballs, junkfoot and modern food currently on campus and around campus. However, currently many foods and drinks contain additional ingredients such as preservatives, borax and others.

Thus, it is necessary to study and research the borax content as well as qualitative analysis of the meatballs sold by traders around the UINSU Tuntungan campus. This type of research uses total sampling carried out by the UPT HEALTH LABORATORY of the North Sumatra Provincial Health Service. located on Jl. Willem Iskandar Pasar V (Jl. Balai Pom) using qualitative methods. The research results showed that from 6 samples of meatballs located around the UIN campus, it was proven that they did not contain borax. Based on the results of the analysis, it can be concluded that all meatball sellers located around the UIN Medan Tuntungan Campus have good knowledge and attitudes which are important factors in avoiding contamination by toxic substances and how to manage meatballs properly without the use of preservatives, especially borax. The meatball processing method at UIN and around UIN meets the requirements of the Minister of Health of the Republic of Indonesia 2015, Number: 722/Menkes/Per/IX/2015 regarding food, so students don't need to worry.

References

POM RI. (2009). Bahaya rhodamin B sebagai pewarna pada makanan. Jakarta: BPOM RI.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan dan Badan POM Republik Indonesia (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Bahan Tambahan Pangan Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Faradilla. Arioes, Y.Elmatris. (2014). Konfirmasi formalin pada bakso yang dijual di beberapa lokasi di Kota Padang. Catatan harian kesehatan Andara. Jilid 3(2). Halaman: 156-158.

Hikmawati, S. (2010). Kajian kandungan boraks pada makanan yang diedarkan di Kota Medan pada tahun 2010. Medan: Repositori

Nurkholida, Ilza, M. Zose, C. (2012). Analisis Kandungan Boraks pada Jajanan Bakso Panggang di Sekolah Dasar Kecamatan Bankinan Kabupaten Kampar. J.Ilmu Lingkungan. Jilid 6(2). Halaman: 134-145.

Pandjaitan, L. (2010). Penelitian dan pengukuran kandungan boraks pada bakso di Kota Medan. Rata-rata : USU.

Menteri Verordnung des Gesundheits. (2015). RI nomor 722/Menkes/Par/IX/2015.

Pijiastuti, Z., Sulistiyani., Nurjastuti. (2002). Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) pada produk kerupuk di wilayah Kaliwang Kabupaten Kendal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Jilid 1(2). Halaman: 61-65.

Sitti Rachmi Misbah, Satya Darmayani, Narti Nasir Analis Kesehatan Kemenkes dan Teknologi Kendari Analisis kandungan boraks pada bakso yang dijual di Anduonof Kota Kendari, Pulau Sulawesi Tenggara. Jilid 3 Edisi 2 Desember 2017.

Sugayatmi, Sri. (2007). Analisis faktor risiko pencemaran racun boraks dan pewarna pada jajanan tradisional yang dijual di pasar Kota Semarang tahun 2007. kertas. Semarang: Universitas Diponegoro

Triastuti, E, Fatimalati., Runtuwene, M.R.J. (2013). Kami menganalisis tahu dari Kota Manado dan von Borax dari Helgestelt. Manado : Farmakon. Bd. 2(1). Halaman: 69-74.

Tubagas, I, Citranintias, G, Fatimawari. (2013). Identifikasi dan pengukuran kandungan boraks pada jajanan bakso di Kota Manado. Jurnal Ilmu Farmasi UNSRAT. Bd. 2(4). Lambung: 142-148.

Downloads

Published

2023-12-07

How to Cite

Preti Sinta Harahap. (2023). Analisis Kandungan Borak pada Makanan di Sekitar UIN Sumatra Utara Kec. Medan Tuntungan . Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 2(1), 01–06. https://doi.org/10.55606/detector.v2i1.3076